BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fermentasi
timbul sebagai hasil metabolisme mikroorganisme yang menumbuhkan sumber energi.
Energi diperoleh dari metabolisme dari bahan pangan yang mengandung glukosa
dimana organisme berada didalamnya. Dengan adanya oksigen, beberapa
mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksidam dan
sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menyebutkan produk-produk fermentasi
bidang pangan.
2. Menyebutkan produk-produk fermentasi non
pangan.
3. Menyebutkan mikroorganisme yang berperan
dalam proses fermentasi.
4. Menjelaskan secara diagram pembuatan
etanol.
5. Menjelaskan proses pembuatan yogurt.
6. Menjelaskan proses pembuatan gas bio.
7. Menjelaskan proses pembuatan nata de coco.
8. Menjelaskan proses pembuatan asam asetat.
9. Menjelaskan proses pembuatan gum xanthan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor – faktor ang harus diperhatikan
pada proses hilir (purifikasi) produk fermentasi adalah:
1. Sensivitas produk : temperature, pH,
oksidasi, waktu, sifat reologi, sifat campuran yang kompleks.
2. Sifat produk yang membahayakan (beracun).
3. Sifat kaldu (broth) : tidak stabil,
viskositas tinggi, atau sifat reologi yang kompleks.
4. Konsentrasi produk yang terlalu sedikit :
harus hati – hati.
Sedangkan
metode yang biasanya digunakan pada proses hilir adalah : filtrasi,
presitifasi, ekstaksi, sentrifugasi, kromatografi, koagulasi dan flokulasi.
B. ETANOL
Etanol
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etanol
merupakan produk fementasi yang dapat dibuat dari subtrat yang mengandung
karbohidrat (gula, pati, selulosa). Mikroba yang digunakan dalam pembuatan
alkohol adalahsacharomices cerevisiae.
Klasifikasi
dari sacharomices
cerevisiae adalah
sebagai berikut :
Ø Devisi :
eumychopita
Ø Kelas :
ascomycetes
Ø Ordo :
sacharomycetacetales
Ø Famili :
sacharomycetacetaceae
Ø Genus :
sacharomycetaces
Ø Species :
sacharomycetaces cerevisiae
Gambar: sacharomycetaces cerevisiae
Fermentasi
alkohol dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Spesies sel khamir
Sel khamir
biasanya digunakan dalam fermentasi alkohol adalah galur-galur dari spesiessacharomycetaces
cerevisiae.
b. Jumlah sel khamir
Jumlah
starter optimum pada fermentasi alkohol adalah 2-5%.
c. Konsentrasi gula
Sebelum
digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi cuka sari buah yang diekstrak
dari buah-buhan perlu dipekatkan terlebih dahulu atau di tambahkan
gula(glukosa) sampai kandungan gulanya mencapai 10-25 %(b/v)
d. Suhu
Yeast
aktif pada kisaran 0-500C, sedangkan suhu optimum pertumbuhan dan
aktifitas selnya adalah 28-350C.
e. Derajat keasaman(pH)
Yeast
dapat tumbuh pada kisaran pH 4-4,5
f. Oksigen
Oksigen
yang diperlukan yaitu sedikit 0,05-0,10 mmHg tekanan oksigen selama proses
fermentasi berlangsung.
Proses-proses
pembuatan etanol :
a. Reproduksi etanol dari tetes(molase)
Tetes
merupakan hasil samoingan proses gula. Dalam pembuatan etanol, mula-mula tetes
diencerkan dengan air sehingga konsentrasi gulanya menjadi 14-18%. Jika
konsentrasi gula terlalu tinggi akan berakibat buruk pada khamir yang digunakan
atau alkohol akan yang dihasilkan akan menghambat aktivitas khamir. Akibat
lainnya, waktu fermentasi menjadi lebih lama dan sebagian tidak terkonversi dan
proses fermentasi menjadi tidak ekonomis.
b. Pembuatan etanol dari onggok
Onggok
dikeringkan pada suhu 550C selama 24 jam. Setelah kering, onggok
digiling menjadi ukuran ±30 mesh. Dalam pembuatan larutan suspensi tepung
onggok dicampur dengan larutan HCL 0,2 N dengan perbandingan 1:20(gr/ml).
Hidrolisa dilakukan dalam autoclave pada suhu 1210Cteakanan 1 kg/cm3 selam 3
jam. Selanjutnya pengturan pH menjadi 4, 8 dengan menggunakan Ca(OH)2.
Untuk meningkatkan nutrisinya, dtambahkan pupuk NPK sebanyaki 0,08 gram dan ZA
0,3 gram. Pasteurisasi pada suhu 800C selam 5 menit. Setelah suhu
turun menjadi ±300C dilakukan inakulasi dengan starter sebanyak 10%
volume subtrat.
C. GAS BIO
Gas bio
merupakan salah satu alternatuf yang mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar atau
energi sehingga menghemat pemakaian bahan bakar minyak.
1. Bahan baku
Bahan
utama gas bio adalah metan. Contohnya residu organik yang potensial.
2. Teknologi proses
Teknologi
biogas cukup msederhana dengan menggunakan prinsip proses fermentasi anaerobik.
Mikroorganisme
yang digunakan :
1. Bacillus perfrijius
2. Metanobacter omeliaski
D. KOMPOS
Pengomposan
merupakan upaya pengolahan limbah padat yang sekaligus memanfaatkan bahan-bahan
organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganikdengan menggunakan
aktivitas mikroorganisme. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan atau tanpa
aerasi yang dikenal dengan kompos aerobik dan anaerobik. Optimum nilai
perbandingan C/N yang dilakukan adalah 25-40. Adapun nilai pH yang digunakan
adalah sekitar 6,0-7,0 dengan kelembaban antara 30-100%. Kelembaban dibawah 40%
mengakibatkan proses menjadi lebih lambat. Agar prose berjalan baik dilakukan
pada kisaran suhu 35-850C. Bahan-bahan yang dapat dijadikan kompos
adalah limbah padat hasil pertanian atau sampah organik, kotoran sapi(sebagai
starter), kapur, urea(sumber N), dan air. Kompos diperkirakan matang pada hari
ke 20, dengan indikasi warna yang coklat kehitaman dan nilai perbandingan C/N
sekitar 10-15.
Mikroorganisme
yang berperan dalam prosesan ini :
1. Bakteri fotosintetik
2. Bakteri asam laktat
3. Ragi
4. Actinomycetes
5. Jamur fermentasi
E. NATA DE COCO
Natade
coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jelly, berwarna putih hingga
bening dan bertekstur kenyal. Bibit nata aadalh bakteri yang akan dapat
membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang diperkaya dengan
karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian,
bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi
ribun rantai serat atau selilosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa
tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar batang-batang selulosa yang akhirnya
nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Acetobacher
xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5-7,5 namun akan tumbuh optimal bila pHnya 4,3
seadangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri acetobacter xylinum pada suhu
28-310C. Bakteri in sangat memerlukan oksigen.
Gambar : acetobacter xylinum
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan nata de coco :
1. Varietas kelapa
Air
kelapa yang baik digunakan air kelapa gajah karena menggunakan air kelapa ini
akan menghasilkan nata de coco yang lebih tebal bila dibandingkan dengan
menggunakan air kelapa dari varietas kelapa hibrida.
2. Temperatur
Temperatur
yang digunakan adalah 28-310C
3. Derajat keasaman pH
Acetobactermenyukai
pH yang optimum adalah 4,5-5.
4. Gula sebagai sumber karbon
5. Sumber nitrogen
Nitrogen
ini juga merupakan
sumber nutrisi untuk pertumbuhan dari bakteri, konsentrasi yang biasa digunakan
adalah 0,3-0,7%
Proses
pembuatan nata de coco :
Air
kelapa disaring agar bebas dari kotoran, kemudian air kelap tersebut
dipanaskan, selama pemanasan tambahkan gula 7,5% pupuk ZA. Kemudian masukkan ke
dalam gelas kimia yang steril, lalu tambahkan starter dan asam asetat. Setelah
semua dicampurkan, air kelapa diinokulasi selam 14 hari sampai terbentuk nata
berwarna putih.
Proses
hilir yang dilakukan. Setelah terbentuk nata, lembaran nata direndam air bersih
selama 48 jam untuk menghilangkan keasaman air digan ti secara berkala, setelah
hilang dapat direbus dan direndam dalam air gula untuk mendapatkan rasa manis.
F. YOGURT
Yogurt
adalah produk olahan susu secara fermantasi pada kondisi proses tertentu dengan
bantuan bakteri penghasil assam laktat. Pada prinsipnya pembuatan yogurt
kedelai ini dengan cara inokulasi susu kedelai dengn starter lactobacillus
casei dan
dinkubasi pada suhu 380C didalam alt inkubator selama 4 jam. Bkteri
ini dapat menghasilkan asam laktat selama proses fermentasi terhadap susu
kedelai.
Starter
yogurt
Starter
atau bibit adalah sejumlah awal bakteri yoguryt yang ditambahkan kedalam susu
agar berkembang biak. Starter diinkubasi didalam inkubator selama 7 jam dengan
suhu 380C.
Gambar
: lactobacillus casei
G. ASAM ASETAT (VINEGAR)
Asam
organik yang paling penting adalah asam asetat. Pada masa lalu, oksidasi
mikroba etanol merupakan sumber utama asam asetat, kecuali produksi cuka
venegar.
Proses
yang dikembangkan untuk industri asam asetat yaitu fermentasi anaerobik limbah
lignoselulosik(zeikus,1980). Pada proses ini digunakan biakan campuran bakteri
aerobik, clostridium thermocellum dan clostridium thermoceticum atau biakan
lainnya yang diperoleh dari lumpur pembuangan. Bioreaktor yang digunakn berupa
tangki tertutup. proses pengadukan dilakukan secara mekanik kerena pada saat
tidak ada pembentukan metana, prasarana untuk pertukaran gas tidak ada. Proses
berlansungnya secara sinambung dan pendaur ulangan biomasa dapat meningkatkan
bio konversi.
Gambar : clostridium thermocellum
H. GUM XANTHAN
Bahan
baku yang digunakan untuk pembuatan gum secara mikrobal terdiri dari D-glukosa,
sukrosa dan beberapa bentuk karbohidrat yang dapat digunakan sebagai subtrat
tergantung dari hasil yang diinginkan.
Konvaks
dan king di dalam graham (1977) melaporkan bahwa 4 spesies xanthomonas yang
dapat digunakan yang dapat digunakan untuk memproduksi gum xanthan secara
evisien adalah x. Comperitis, x. Malvacearum, x. Caroae.
xanthomonas
comperitis adalah bakteri yan terdapat secara alami, semula di isolasi dari
tanaman kubis dan telah lama diketahui derta dapat menghasilkan kekentalan atau
koloni yang bergetah.
Proses
pembuatan Gum xanthan
Kondisi
optimal proses gum memerukan aerasi tinggi dan susu konstan. Oleh karena
ituhasil fermentasi dengan cara tersebut lebih jauh banyak dibandingkan
produksi secara alami pada tanaman kubis.
Media
yang sama terdiri dari karbohidrat dan beberapa nutrien lain. Penurunan pH
selama fermentasi teradi karena pembentukan asam organik sebagai produk
tambahan dan sebagai tambahan dan sebagai bagian dari poli sakarida.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat di ambil dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
Etanol
merupakan produk fementasi yang dapat dibuat dari subtrat yang mengandung
karbohidrat (gula, pati, selulosa). Mikroba yang digunakan dalam pembuatan
alkohol adalah sacharomices
cerevisiae.
Gas bio
merupakan salah satu alternatuf yang mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar atau
energi sehingga menghemat pemakaian bahan bakar minyak. Mikroorganisme yang
digunakan Bacillus
perfrijius danMetanobacter
omeliaski.
Pengomposan
merupakan upaya pengolahan limbah padat yang sekaligus memanfaatkan bahan-bahan
organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganikdengan menggunakan
aktivitas mikroorganisme. Mikrooganisme yang di gunakan adalah Bakteri
fotosintetik.
Natade
coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jelly, berwarna putih hingga
bening dan bertekstur kenyal. Mikrooganisme yang di gunakan adalah Acetobacher
xylinum.
Yogurt
adalah produk olahan susu secara fermantasi pada kondisi proses tertentu dengan
bantuan bakteri penghasil assam laktat. Mikrooganisme yang di gunakan adalah lactobacillus
casei.
Asam
asetat yang paling penting adalah asam asetat. Pada masa lalu, oksidasi mikroba
etanol merupakan sumber utama asam asetat. Mikrooganisme yang di gunakan adalah
clostridium thermocellum.
Gum
xanthan berperan sebagai pengental, penstabil dan bahan pembantu pengolahan.
Mikrooganisme yang di gunakan adalah xanthomonas comperitis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar